Fosil Nenek Moyang Hiu Putih Ditemukan di Meksiko, Seperti Apa?

Hiu putih besar dikenal sebagai predator lautan terbesar di Bumi saat ini.

Panjang tubuhnya sendiri bisa mencapai 4 hingga 5 meter dan mampu berenang dengan kecepatan mendekati 50 km.

Dengan predikat tersebut kira-kira seperti apa ya nenek moyang hiu putih, apakah juga punya ukuran dan ketangkasan yang sama?

Pertanyaan itu akhirnya bisa dijawab.

Fosil lengkap dari hiu yang hidup berdampingan dengan dinosaurus mengungkap informasi penting bagaimana nenek moyang hiu putih yang misterius dan keberadaannya di zaman dahulu.

Nenek moyang hiu putih

Mengutip Live Science, Rabu (24/4/2024) Hiu dari genus Ptychodus tersebut pertama kali ditemukan pada pertengahan abad kedelapan belas.

Deskripsi genus ini sebagian besar didasarkan pada gigi mereka yang ditemukan di banyak endapan laut berasal dari periode Kapur (145 juta hingga 66 juta tahun yang lalu).

Gigi mereka sendiri panjangnya hampir 55 cm dengan lebar 45 cm dan berfungsi untuk menghancurkan cangkang.

Namun tanpa kemampuan untuk memeriksa spesimen yang utuh, para peneliti berdebat sengit seperti apa bentuk tubuh hiu tersebut.

“Penemuan spesimen lengkap Ptychodus benar-benar menarik karena memecahkan salah satu teka-teki paling mencolok dalam paleontologi vertebrata,” kata penulis utama Romain Vullo, peneliti di Géosciences Rennes.

Kini dalam sebuah penelitian yang dipublikasikan Rabu, (24/4/2024) di jurnal Proceedings of the Royal Society B: Biological Sciences berhasil mendeskripsikan seperti apa hiu tersebut.

Itu semua berkat temuan baru fosil hiu dari genus yang sama di sebuah tambang batu kapur di Nuevo León, timur laut Meksiko.

Bentuk tubuhnya yang utuh dan terpelihara dengan baik membuat peneliti bisa mempelajarinya lebih baik lagi.

“Spesimen terawetkan dengan baik karena tersimpan di daerah yang tenang tanpa pemakan bangkai,” papar Vullo.

Analisis fosil mengungkapkan predator besar ini termasuk dalam kelompok hiu makarel (Lamniformes), yang meliputi hiu putih besar (Carcharodon carcharias), mako, dan hiu salmon.

“Menjelang akhir Zaman Kapur, hiu besar ini kemungkinan besar akan bersaing langsung dengan beberapa reptil laut (mosasaurus) yang mengincar mangsa yang sama,” tambah Vullo.

Makanan nenek moyang hiu putih

Dipercaya secara luas bahwa Ptychodus memakan invertebrata dari dasar laut yang merupakan kerabat kuno kerang dan remis.

Namun temuan fosil baru membantah hal tersebut karena hiu purba punya bentuk tubuh yang ramping, menunjukkan bahwa hewan laut ini merupakan predator pelagis yang berenang cepat.

Informasi baru ini membuat peneliti percaya bahwa hewan tersebut memangsa amon besar, sejenis krustasea bercangkang keras dan penyu.

“Ptychodus menempati relung ekologi khusus di lautan Kapur Akhir karena merupakan satu-satunya hiu pelagis yang beradaptasi untuk memakan mangsa bercangkang keras seperti penyu,” kata Vullo.

Tapi temuan ini sekaligus menjelaskan pula mengapa hiu punah sekitar 10 juta tahun sebelum peristiwa kepunahan yang mengakhiri periode Kapur

 

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these