Indonesia merupakan negara kepulauan yang memiliki luas lautan lebih luas dari pada daratannya. Indonesia di kenal dengan negara maritim, dan bahkan tercatat bahwa Indonesia menduduki posisi kedua setelah Negara Kanada dengan garis pantai terpanjang di dunia, yaitu mencapai 54.716 kilometer. Sehingga membuat Indonesia dilimpahi berbagai potensi sumber daya laut berbagai macam dan beragam jenis serta dengan jumlah yang besar. Salah satu dari sumber daya laut di Indonesia adalah terumbu karang. Terumbu karang memiliki fungsi yang sangat vital, dimana terumbu karang sebagai tempat hidupnya berbagai macam biota laut dan berbagai jenis ikan. Disisi lain terumbu karang berfungsi untuk menjaga ekosistem laut dalam lingkup yang luas. Akan tetapi terumbu karang yang memiliki beragam fungsi untuk kelangsungan biota laut, kini kondisinya sangat memprihatinkan karena sudah banyak yang rusak. Dimana berdasarkan hasil dari pemantauan di 686 lokasi dari stasiun pantauan, bahwasanya secara keseluruhan hanya 5,83% di Indonesia terumbu karang dalam keadaan atau kondisi yang sangat baik, sementara sekitar 22,56% berada dalam kondisi baik, dan sisanya yaitu sebanyak 36,59% dan 31,92% masing-masing dalam keadaan yang cukup dan kurang (Suharsono, 2005). Kerusakan terumbu karang ini bukan tanpa sebab akan tetapi ada berbagai faktor yang menyebabkan kerusakan terhadap terumbu karang, baik itu faktor alamiah maupun faktor dari manusia sendiri.
Dengan demikian menjaga ekosistem laut sangat penting untuk kelangsungan berbagai macam biota laut. Terumbu karang sebagai tempat kehidupan berbagai macam biota laut terutama ikan perlu untuk di jaga agar tidak rusak. Sehingga dalam upaya mengatasi persoalan tersebut adalah dengan melalui konservasi dan pengelolaan terhadap sumber daya laut secara berkelanjutan, khususnya terumbu karang, yaitu implementasi coremap (Corel Reed Rehabilitation and Management Program) atau Program Rehabilitasi dan Pengelolaan Terumbu Karang. Program tersebut juga merupakan bentuk kerjasama dan bantuan dari beberapa kreditor luar negeri.
Metode
Penelitian ini bertujuan untuk menjelaskan gerakan sosial coremap dalam upaya pelestarian atau menjaga ekosistem laut khususnya terumbu karang di Indonesia. Sumber referensi didapatkan dari berbagai literatur yang berupa media internet, dan artikel jurnal. Data diambil pada tanggal 30 Juni-2 Juli 2021.
Pembahasan
Coremap (Corel Reef Rehabilitation and Management Program) adalah program rehabilitasi dan pengelolaan terumbu karang dengan program jangka panjang. Program ini diperkasai oleh pemerintah Indonesia, dengan tujuannya adalah untuk melindungi, merehabilitasi dan mengelola pemanfaatan terhadap kelestarian terumbu karang dan ekosistem diberbagai wilayah perairan di Indonesia.
Gerakan sosial coremap dilakukan guna untuk menjaga kelestarian ekosistem laut terutama terumbu karang dan juga untuk meningkatkan kesejahteraan masyarakat Indonesia yang berada di daerah pantai. Coremap sendiri terdiri atas 5 komponen utama, dan salah satu dari komponen tersebut adalah pengelolaan terumbu karang berbasis masyarakat (PBM). PMB atau pemberdayaan masyarakat adalah untuk membangun kemampuan dan kapasitas masyarakat untuk mengelola sumber daya mereka secara efisien, efektif, dan juga lestari. Berikut adalah beberapa poin dari gerakan sosial coremap yang berbasis terhadap PMB, yaitu:
- Pemerataan. Prinsip pemerataan sangat erat kaitannya terhadap pemberdayaan. Coremap harus mengarah terhadap terbinanya pemerataan suatu kesempatan antar generasi sekarang atau generasi masa depan, terutama dengan cara menyediakan mekanisme pengelolaan yang sangat menjamin terhadap perlindungan dan pelestarian sumber daya pesisir terutama terumbu karang agar tidak rusak.
- Ramah Lingkungan dan Lestari. Coremap mempromosikan terhadap penerapan teknologi dan praktek-praktek pengelolaan yang dinilai sangat sesuai dengan kebutuhan sosial, budaya dan ekonomi masyarakat yang tentunya ramah lingkungan. Jadi kegiatan ini, yaitu teknologi pengelolaan yang diterapkan harus sangat sesuai dengan daya dukung lingkungan tersebut, kapasitas sumber daya, dan ekosistemnya. Pembangunan yang lestari maksudnya adalah menyeimbangkan kondisi dan karakteristik lingkungan alam dengan suatu pembangunan.
- Peningkatan Rasa Memiliki. Peningkatan terhadap rasa memiliki adalah suatu cara untuk menjamin tercapainya akses dan kendali terhadap pengelolaan sumber daya produktif oleh masyarakat, atau biasa dikenal sebagai hak pemanfaatan oleh masyarakat. Secara operasional, ini berarti pelembagaan akses dan kontrol dengan melalui kebijakan atau peraturan-peraturan nasional dan lokal.
- Pembangunan Kapasitas. Pembangunan kapasitas adalah memberdayakan masyarakat melalui pendidikan, pelatihan, dan pengembangan organisasi. Pendidikan lingkungan dan konservasi merupakan sesuatu yang sangat penting dari pembangunan kapasitas, karena akan membantu untuk menyamakan pengertian dan persepsi terhadap berbagai aspek tersebut, yaitu untuk pengelolaan sumber daya pesisir yang biasanya kompleks dan saling berkaitan.
Berdasarkan pemaparan tersebut, secara rincinya tujuan dari PMB-Coremap adalah sebagai berikut:
- Bertujuan untuk meningkatkan kesadaran masyarakat tentang pentingnya kegiatan pengelolaan secara berkesinambungan atau berkelanjutan terhadap pelestarian ekosistem laut, terutama terumbu karang.
- Bertujuan untuk meningkatkan kemampuan masyarakat untuk berperan aktif dalam pengembangan program pengelolaan terumbu karang.
- Bertujuan untuk mendorong masyarakat khususnya nelayan untuk mengembangkan mata pencaharian alternatif, yang lebih menjaga ekosistem laut dan tidak terlalu bergantung terhadap pendapatan ekosistem laut yaitu terumbu karang.
- Bertujuan meningkatkan keterampilan masyarakat dalam mengelola usaha kecil-kecilan yang ramah lingkungan.
Berdasarkan pemaparan di atas, sangat jelas bahwa terumbu karang sangat penting untuk di lestarikan dan di jaga kelangsungan hidupnya. Sehingga program coremap sangat tepat sebagai solusi untuk melestarikan, menjaga dan mengelola habitat terumbu karang. Kerusakan terhadap terumbu karang bukan tanpa sebab, akan tetapi ada faktor-faktor penyebabnya terjadinya kerusakan lingkungan laut, terutama terumbu karang. Dimana sesuai dengan penjelasan sebelumnya bahwa rusaknya terumbu karang di akibatkan oleh faktor alam dan aktivitas manusia. Dari sisi faktor alam yaitu organisme laut yang berperan terhadap kerusakan terumbu karang seperti bintang laut. Sementara itu, dari sisi manusia adalah kegiatan eksploitasi alam tanpa memperdulikan atau memperhatikan kelestariannya, sehingga hal tersebut penyebab utama terjadinya kerusakan terumbu karang. Dibawah ini adalah beberapa gambar yang menjadi faktor penyebab rusaknya terumbu karang.
Dengan demikian program gerakan sosial Coremap dinilai sangat efektif sebagai solusi dari permasalahan lingkungan laut, khususnya terumbu karang dan juga sudah banyak daerah di Indonesia melaksanakan program tersebut, seperti di Desa Mattiro Bombang Kecamatan Liukang Tupabbiring Utara Kabupaten Pangkep. Adapun bentuk tindakan masyarakat didesa tersebut terhadap coremap ini adalah dengan melakukan penjagaan di perbatasan pulau tersebut, agar masyarakat luar daerah tidak merusak dan memasuki wilayah perairan untuk melakukan tindakan eksploitasi yang merusak, seperti pengeboman, pembiusan, dan menggunakan alat tangkap seperti Pukat Harimau. Karena aktivitas tersebut sangat merugikan masyarakat di Desa Mattiro Bombang. Selain itu, masyarakat didesa tersebut sangat menjaga lingkungan laut dengan tidak membuang sampah organik di laut. Sehingga dengan gerakan sosial coremap yang di lakukan oleh desa tersebut membuat kelangsungan ekosistem laut terjaga.
Berikut merupakan salah satu bentuk dari upaya pelestarian ekosistem laut, khususnya terumbu karang. Karena pada dasarnya terumbu karang adalah tempat dari berbagai macam biota laut, adalah sebagai berikut:
- Transplantasi terumbu karang
- Taman bawah laut
- Kegiatan peduli terhadap kelautan. Seperti membersihkan sampah-sampah di lautan, dll.
Berdasarkan gambar tersebut menunjukkan bahwa melalui gerakan coremap ini, maka akan membantu merehabilitasi keadaan terumbu karang yang telah rusak dan kemudian mengelola kembali ekosistem laut yang telah rusak pula. Dengan demikian akan tercipta suatu keadaan laut yang lestari, dan juga sangat membantu nelayan-nelayan untuk mencari ikan. Mengingat kondisi ekosistem laut yang telah rusak karena eksploitasi yang sangat merusak lingkungan laut, sehingga sumber daya laut akan habis lambat laun.
Kesimpulan
Gerakan sosial coremap (Corel Reef Rehabilitation and Management Program) merupakan solusi yang sangat tepat dan efektif yang dilakukan oleh pemerintah dalam upaya menjaga dan melestarikan ekosistem laut yaitu terumbu karang. Coremap adalah suatu program dari pemerintah Indonesia dengan tujuan rehabilitasi dan pengelolaan terhadap terumbu karang dengan program jangka panjang. Hal tersebut dilakukan karena pada dasarnya terumbu karang adalah ekosistem laut yang sangat kaya akan keanekaragaman hayati dan terumbu karang sangat rapuh, serta sangat perlu untuk di lindungi keberadaannya. Coremap sendiri terdiri atas 5 komponen utama, salah satunya adalah PMB-Coremap. PMB-Coremap adalah pemberdayaan masyarakat dalam upaya membangun kemampuan dan kapasitas masyarakat dalam mengelola sumber daya secara efisien, efektif dan juga lestari. Secara rinci tujuan dari PMB-Coremap ini adalah untuk menciptakan kesadaran masyarakat akan arti pentingnya kegiatan pengelolaan dan pelestarian secara berkesinambungan. Dengan demikian program gerakan sosial coremap adalah program yang sangat penting dan efektif sebagai solusi untuk menjaga ekosistem laut.
https://lppm.uajy.ac.id/js/shitam/