Ekosistem Terumbu Karang Sulawesi; Salah Satu Surga Keindahan Dunia Bawah Laut Indonesia

Tahukah kamu bahwa Laut Sulawesi merupakan surga bagi para pecinta dunia bawah laut? Sulawesi memiliki kekayaan sumberdaya laut yang melimpah, tak hanya mampu menjadi sumber ekonomi bagi masyarakat nelayan, namun juga sebagai objek pariwisata yang tentunya juga akan berdampak terhadap sosial ekonomi masyarakat pesisir perairan tersebut. Badan Pusat Statistik memperkirakan bahwa luas ekosistem terumbu karang pada perairan tersebut mencapai 894.077 Hektar (Ha). Terdapat beberapa taman laut yang indah di Sulawesi, seperti Taman Laut Bunaken, Taman Laut Taka Bonerate, Taman Laut Wakatobi, dan Taman Laut Kepulauan Togean.

Taman Nasional Laut Taka Bonerate di Sulawesi selatan, tepatnya di Pulau Tinabo besar  memiliki kelimpahan tutupan terumbu karang. Terumbu karang di Pulau Tinabo Besar memiliki tipe karang tepi atau fringing reef. Jenis terumbu karang ini memiliki sebaran yang  luas. Secara umum terdapat tiga bentuk tipe terumbu karang yang berada di TN Taka Bonerate, yaitu terumbu karang penghalang (barrier reef), terumbu karang tepi (fringing reef) dan atol. Terumbu karang yang ditemukan terdiri dari 68 genera karang yang terdiri atas 63 genera dari Ordo Scleractinia dan 5 genera dari Ordo non Scleractinia yang terdiri dari 233 jenis spesies penyusun terumbu karang. Famili karang yang dominan adalah Acroporidae, Fungidae, Faviidae dan Dendrophylladae. Persentase tutupan terumbu karang hidup di perairan ini berkisar antara 11,87 hingga 38,80%, yang menunjukkan bahwa kondisinya termasuk dalam kisaran buruk hingga sedang.

Taman Laut Bunaken di Sulawesi Utara memiliki beragam potensi alam, dengan laut seluas 75,265 ha biodiversitas kelautannya merupakan salah satu yang tertinggi di dunia. Jenis terumbu karang utama TN Bunaken adalah terumbu karang tepi dan terumbu karang penghalang.  Salah satu keunikan dari taman laut ini adalah kedalaman laut yang memisahkannya dengan daratan sulawesi, yang bisa mencapai 1000 m. Kedalaman ini menjadi semacam tekanan terhadap berbagai aktivitas manusia di daratan sulawesi yang dapat berpengaruh buruk terhadap Terhadap Taman Nasional Bunaken. Diduga, inilah penyebab kenapa intensitas kerusakannya masih lebih rendah dibandingkan dengan taman nasional laut lainnya. Meskipun demikian, sumberdaya alam yang ada tetap harus dikembagkan untuk meningkatkan perekonomina, dimana sebagai negara berkembang, sumber pariwisata merupakan salah satu sumber yang diharapkan.

About the Author

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *

You may also like these