Temuan tentang perilaku unik hiu karang berselancar di siang hari ini telah dipublikasikan dalam Journal of Animal Ecology.
Ilmuwan kini mengetahui rahasia dibalik hiu karang berselancar santai di lautan pada siang hari. Hiu karang adalah salah satu peselancar tercantik di lautan.
Dalam sebuah studi terungkap bagaimana predator ini memanfaatkan arus laut untuk berselancar.
Menurut studi yang dipimpin ilmuwan kelautan Florida International University (FIU), Yannis Papastamatiou, hiu berselancar untuk menghemat energi.
Tim peneliti internasional ini menemukan ratusan hiu karang abu-abu di terusan Atol Fakarava bagian selatan, di Polinesia, Perancis sedang berselancar di lereng dengan cara mengambang di atas arus yang naik.
Dilansir dari Phys, Selasa (15/6/2021), selama perjalanan menyelam, Papastamatiou mengamati hiu karang berenang melawan arus laut tetapi hampir tidak menggerakkan ekornya.
“Pada siang hari, mereka cukup tenang dan santai, berenang dengan sedikit usaha. Ini menarik karena arusnya cukup kuat,” kata Papastamatiou.
Saat seekor hiu mencapai ujung garis, itu memungkinkan arus untuk membawanya kembali ke titik awal. Hiu berikutnya dalam barisan melakukan hal yang sama, dan urutan itu terus berlangsung.
Dalam studi ini tim menggunakan kombinasi tag pelacak akustik, kamera bawaan hewan, dan pengamatan bawah air untuk memantau perilaku hiu di lautan.
Peneliti kemudian mampu menghitung penggunaan energi dari mereka yang tinggal di saluran berselancar dan mereka yang meninggalkan saluran.
Sambil menyelam dan mengamati hiu-hiu karang ini, mereka mengatakan bahwa dengan berselancar, hiu mengurangi energi mereka setidaknya hingga 15 persen.
Untuk hewan laut yang tidak pernah berhenti berenang, sebagai cara mereka bernapas, aktivitas berselancar memberi mereka istirahat yang sangat dibutuhkan.
Fakarava adalah situs menyelam terkenal dan merupakan rumah bagi 500 hius karang abu-abu.
Papastamatiou bersama para ahli biologi kelautan dan fotografer bawah laut Laurent Ballesta dan lainnya dalam perjalanan untuk membuat film dokumenter penelitian 700 Requins Dans La Nuit.
Para peneliti ini berada di sana untuk mendokumentasikan perilaku hiu setelah gelap ketika perairan ini menjadi tempat berburu.
Namun saat penyelaman siang hari, dia menyadari bahwa banyak hiu tetap berada di saluran meskipun mereka tidak berburu secara aktif.
Papastamatiou bekerja dengan kolaborator lama Gil Iosilevskii dari Technion—Israel Institute of Technology untuk menggunakan peta terperinci yang dibuat dari sistem sonar multibeam untuk memprediksi dan memodelkan kemungkinan munculnya angin ke atas, tergantung pada arah pasang surut.
Tim kemudian menempatkan penerima pelacakan di sepanjang saluran untuk menangkap lokasi hiu.
Lebih dari 40 terumbu abu-abu juga memiliki tag khusus untuk mengumpulkan data tentang aktivitas dan kedalaman renang mereka.
Data mengkonfirmasi bahwa hiu tetap berada di saluran pada siang hari dan memilih daerah aliran udara ke atas.
Peneliti mengatakan untuk menghemat energi maksimum, hiu juga mengubah seberapa dalam mereka pergi untuk berselancar di lereng.
Saat air pasang masuk dengan arus ke atas yang kuat, mereka masuk lebih dalam di tempat yang arusnya lebih lemah.
Selama pasang surut, ketika ada lebih banyak turbulensi, mereka bergerak lebih dekat ke permukaan untuk perjalanan yang lebih mulus.
“Studi ini adalah demonstrasi yang bagus dari energi bentang laut, representasi spasial dari berapa banyak energi yang dibutuhkan hewan untuk bergerak melalui lingkungan,” kata Papastamatiou.
Papastamatiou menambahkan lingkungan laut jauh lebih dinamis karena arus air, yang jauh lebih sulit diprediksi.
Hiu-hiu ini dapat berubah secara musiman, sepanjang hari dan bahkan menit demi menit.
“Pada akhirnya, energi bentang laut membantu menjelaskan mengapa hewan-hewan ini berada di saluran ini dan nongkrong di sana pada siang hari. Sekarang kami punya jawaban,” jelas dia.