Terumbu karang sering menjadi pusat perhatian saat kita membahas ekosistem laut. Dengan warna-warni yang memikat, banyak orang mengira karang adalah tumbuhan laut. Namun, fakta sebenarnya, karang adalah hewan laut yang memiliki cara makan unik untuk bertahan hidup di habitatnya.
Karang: Hewan, Bukan Tumbuhan
Secara ilmiah, karang merupakan anggota Cnidaria, kelompok hewan yang juga mencakup ubur-ubur dan anemon laut. Karang hidup dalam koloni besar yang terdiri dari ribuan polip kecil. Setiap polip adalah organisme hidup yang memiliki mulut dan tentakel.
Karang mendapatkan energi dengan dua cara utama: melalui hubungan simbiosis dengan alga mikroskopis yang disebut zooxanthellae, dan dengan menangkap plankton serta partikel makanan lainnya di air laut.
Hubungan Simbiosis dengan Zooxanthellae
Salah satu sumber makanan utama karang adalah hasil simbiosisnya dengan zooxanthellae. Alga ini hidup di dalam jaringan karang dan melakukan fotosintesis, menghasilkan oksigen dan nutrisi seperti glukosa, gliserol, dan asam amino yang dibutuhkan karang untuk bertahan hidup.
Sebagai imbalannya, karang menyediakan tempat berlindung bagi zooxanthellae dan menyuplai karbon dioksida serta zat-zat lain yang dibutuhkan untuk fotosintesis. Inilah alasan mengapa sebagian besar terumbu karang ditemukan di perairan dangkal yang cukup mendapat sinar matahari.
Menangkap Makanan Secara Aktif
Selain bergantung pada alga, karang juga memiliki cara makan aktif. Polip karang menggunakan tentakelnya untuk menangkap plankton, larva ikan, atau partikel organik kecil yang terbawa arus laut. Tentakel ini dilengkapi dengan sel penyengat bernama nematosista yang membantu melumpuhkan mangsanya. Setelah ditangkap, makanan tersebut dimasukkan ke mulut polip untuk dicerna.
Pada malam hari, sebagian besar karang menjadi lebih aktif berburu makanan karena banyak plankton bermunculan di sekitar perairan. Ini menjelaskan mengapa banyak penyelam malam melihat tentakel karang terbuka lebar saat gelap.
Adaptasi Makan Karang di Habitatnya
Keberagaman cara makan karang adalah salah satu alasan mengapa mereka bisa bertahan dalam ekosistem laut yang dinamis. Namun, karang sangat bergantung pada kondisi lingkungan yang stabil, seperti suhu air, kecerahan, dan kualitas air.
Perubahan lingkungan, seperti kenaikan suhu laut akibat pemanasan global, dapat merusak hubungan simbiosis antara karang dan zooxanthellae. Ketika kondisi terlalu ekstrem, karang akan mengeluarkan alga ini dari jaringannya, yang menyebabkan pemutihan karang (coral bleaching) dan sering kali berujung pada kematian karang.
Pentingnya Terumbu Karang di Laut
Sebagai hewan laut, karang memegang peranan penting dalam menjaga keseimbangan ekosistem laut. Terumbu karang menyediakan tempat tinggal bagi ribuan spesies ikan dan organisme laut lainnya, sekaligus berfungsi sebagai pelindung pantai dari gelombang besar dan erosi.
Dengan mengetahui bagaimana karang makan dan bertahan hidup, kita diharapkan semakin peduli untuk melindungi mereka. Aktivitas manusia seperti polusi, overfishing, dan perubahan iklim menjadi ancaman nyata bagi keberlangsungan kehidupan karang.
Meskipun sering dikira tumbuhan, karang adalah hewan laut yang memiliki cara unik untuk mencari makanan melalui simbiosis dan perburuan aktif. Keindahan dan fungsinya yang vital bagi ekosistem laut membuat karang sangat penting untuk dilestarikan. Jadi, mari kita jaga habitat laut agar karang dan penghuninya tetap lestari.