Terumbu karang merupakan organisme yang hidup di laut. Sebagian besar orang pasti pernah mendengar tentang terumbu karang. Tapi, apa sih sebenarnya terumbu karang itu?Apakah terumbu karang merupakan tumbuhan, hewan atau hanya sekumpulan bebatuan yang ada di dasar laut? Supaya kamu bisa mengetahui tentang terumbu karang lebih mendalam, yuk simak penjelasan tentang terumbu karang berikut ini.
Terumbu Karang: Organisme Laut yang Bikin Salah Paham
Bukan hanya manusia, ternyata terumbu karang juga bisa membuat organisme lainnya— termasuk manusia— salah paham. Sebagian berpendapat terumbu karang adalah hewan dan sebagian lainnya berpendapat bahwa terumbu karang adalah tumbuhan. Sebenarnya terumbu karang tergolong ke dalam kelompok apa, ya?
Berdasarkan klasifikasinya, terumbu karang termasuk ke dalam kingdom animalia yang berarti terumbu karang merupakan hewan. Jika ditelisik lebih lanjut dengan melihat taksonominya, terumbu karang tergolong ke dalam Cnidaria.
Cnidaria merupakan kelompok hewan invertebrate yang secara strukturnya masih sederhana. Sama dengan hewan-hewan yang tergolong ke dalam Cnidaria lainnya, terumbu karang memiliki sel penyengat atau yang dikenal dengan Cnidocytes (Knidosit). Umumnya struktur ini digunakan untuk menyerang mangsanya. Hewan yang tergolong ke dalam Cnidaria juga memiliki karakteristik rongga perut yang besar.
Polip merupakan hewan asli dimana polip memiliki bentuk tubuh silindrikal berukuran kecil dengan struktur bukaan atau mulut yang dikelilingi dengan tentakel penyengat. Terumbu karang akan tumbuh menjadi koloni-koloni dan masing-masing koloni terdiri dari ratusan hingga ribuan polip.
Polip-polip yang berhubungan satu sama lainnya dihubungkan dengan jaringan ikat, termasuk pada bagian perutnya. Oleh karena itu, ketika terumbu karang (koloni) mendapat asupan makanan, semua polip yang ada di bagian tersebut akan mendapatkan makanan yang sama.
Alasan lain Terumbu Karang Tergolong Hewan!
Terumbu karang bukan termasuk tumbuhan karena sel polip yang membentuk terumbu karang tidak seperti sel pada tumbuhan. Ciri khas pada sel tumbuhan adalah struktur selnya yang kaku dan mengandung sel kloroplas yang mendukung suatu individu untuk melakukan fotosintesis. Secara morfologi dan anatomi, sel-sel yang membentuk terumbu karang tidak memiliki ciri tersebut.
Hal ini dibuktikan dengan keberadaan Zooxanthellae yang ada di sekitar terumbu karang. Zooxanthellae merupakan alga sel tunggal yang hidup di sekitar terumbu karang. Keberadaan Zooxanthellae memberikan warna cokelat kehijauan pada terumbu karang. Terumbu karang hidup bersamaan dengan Zooxanthellae melalui sebuah simbiosis yang menguntungkan satu sama lain.
Keberadaan Zooxanthellae memberikan nutrisi dan energi bagi terumbu karang. Zooxanthellae yang merupakan alga akan memanfaatkan sinar matahari untuk berfotosintesis. Selain itu, Zooxanthellae juga memproses produk buangan dari polip-polip untuk mendapatkan nutrisi lebih. Dengan bantuan sel penyegat yang ada pada polip, ketika zooplankton (termasuk Zooxanthellae) melewati polip-polip, maka polip akan mengeluarkan Nematocysts (struktur kecil seperti pengait yang terdiri dari Cnidocytes) untuk memberikan sengatan. Melalui cara tersebut, polip akan mendapatkan asupan nutrisi.
Cara Reproduksi Terumbu Karang
Kita telah mengetahui bahwa terumbu karang tergolong ke dalam Kingdom Animalia. Jika terumbu karang merupakan tumbuhan, maka terumbu karang akan menggunakan spora atau biji untuk proses reproduksi. Nyatanya, reproduksi yang terjadi pada terumbu karang tidak seperti itu. Terumbu karang memiliki dua proses reproduksi, yaitu aseksual dan seksual.
Pada reproduksi aseksual, sebagian karang menggunakan cara pertunasan dan lainnya meggunakan cara fragmentasi. Pada proses pertunasan, induk polip akan membelah menjadi replikasnya dan polip yang baru akan bertambah terus menerus hingga menjadi koloni. Sedangkan pada proses fragmentasi, bagian atau fragmen dari koloni terumbu karang akan terbagi dan disebarkan melalu arus serta gelombang. Apabila bagian tersebut menempel pada batuan atau dasar yang keras, maka bagian tersebut akan tumbuh secara aseksual melalui pertunasan.
Pada reproduksi seksual, sebagian besar terumbu karang diketahui merupakan hermaprodit. Hal ini berarti pada satu individu terdapat organ betina dan jantan sehingga dapat memproduksi sel telur dan sperma secara bersamaan. Sedangkan sebagia lainnya memiliki organ jantan dan betina yang terpisah. Proses reproduksi seksual dapat terjadi dengan dua cara yaitu sel sperma akan berenang menuju polip yang memiliki sel telur dan melangsukan fertilisasi secara internal dan melalui pemijahan karang (Coral Spawning) dimana fertilisasi dilakukan secara eksternal.
Setelah membaca penjelasan di atas, sekarang sudah jelas bahwa terumbu karang merupakan hewan.